Terakota Han

Terakota Han 汉兵马俑 atau disingkat hanyong 汉俑 adalah bagian dari makam raja Chu ke 3 yang bernama Liu Wu 刘戊 yang berlokasi di kota Xuzhou 徐州 provinsi Jiangsu 江苏 . Pasukan terakota ini sendiri berada sekitar 300 meter sisi barat dari makam sang raja dan melambangkan pasukan pengawal raja. Situs sejarah iini memiliki sejarah lebih dari 2150 tahun.

Latar Belakang Penggalian

Xuzhou adalah pusat kebudayaan di masa dinasti Han, Pasukan terakota Han ini menggambarkan kkehebatan militer dinasti Han, terutama Xuzhou di masa itu. Hal iini juga menarik perhatian banyak wisatawan dalam dan luar negero.
Penemuan terakota Han di Xuzhou menjadi penemuan besar dalam dunia arkeologi. Tim arkeolog dikagetkan saat tambang batu di daerah Shizishan 狮子山 menemukan beberapa “patung manusia kecil”, karena “patung manusia kecil” tersebut ternyata adalah pasukan terakota yang berbahan tanah liat yang berasal dari masa dinasti Han barat. Tinggi pasukan terakota ini sekitar 60 cm dan terbagi dalam beberapa golongan pasukan. Pasukan terakota ini pada awalnya berwarna, memiliki penampilan yang beragam dan tampak realistis, sehingga sangat menggambarkarkan kehidupan di masa itu.
Terakota sendiri adalah bentuk persembahan sebagai pendamping untuk makam yang bermula di masa dinasti Zhou tetapi berkembang besar d masa dinasti Qin dan Han. Masyarakat di masa itu sangat mempercayai takhayul, sehingga banyak pemimpin yang berusaha “membawa” barang-barang yang ia sukai semasa hidup untuk digunaakan lagi di akhirat. Banyak peralatan giok,, logam, dan tembikar mereka yang dijadikan pendamping makam. Demikian pula terakota Han yang menjadi pendamping makan raja Chu ke 3. Penempatan dan formasi pasukannya pun sesuai dengan ilmu perang kuno, yang membentuk sebuah unit pasukan yang utuh.

Sumber lain mengatakan bahwa pasukan terakota Han ini pada awalnya ditemukan oleh anak anak yang secara tidak sengaja menemukan “kepala manusia kecil” saat sedang bermain di tahun 1984. Tim arkeolog langsung mengunjungi lokasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menemukan pasukan terakota berbahan tanah liat. Setelahh melakukan penelitan lebih lanjut diketahui bahwa benda tersebut berasal dari masa dinasti Han dan berjumlah lebih dar 4000 buah. Selain pasukan terakota juga ditemukan baju giok, benang emas, dan beberapa pecahan sisa batu giok yang rusak karena sepertinya makam ini pernah dijarah sebelumnya. Para akeolog akhirnya menemukan jasad pemilik makam ini yang saat diteliti ternyata adalah raja Chu ke 3.

Nilai

Terakota Han tidak hanya memiliki jumlah yang sangat banyak tetapi juga jenis yang sangat beragam. Situs ini juga menjadi peninggalan berharga dari dinasti Han dan menjadi bukti peran militer kota Xuzhou di masa itu. Selain bernilai besar dalam mempelajari seni ukiran diasti Han, tetapi juga memberikan informasi penting mengenai kehidupan masyarakat, budaya pemakaman, dan ilmu militer.

Pendalaman Sejarah

Terakota Han sama seperti Terakota Qin, merupakan persembahan pendamping makam. Masyarakat dinasti Han masih memandang kematian selayaknya kehidupan di mana manusia setelah meninggal, tetap melanjutkan kehidupan hanya saja berpindah tempat sehingga berusaha untuk membawa semua harta baik materi dan moriil untuk dibawa ke akhirat agar bisa dinikmati lagi di sana. Dari anyak makam raja Chu yang ditemukan di Xuzhou, masing masing memiliki fasilitas lengkap, mulai dari dapur, gudang, ruang tamu, tempat hiburan dan lain lain selayaknya dunia nyata, bahkan toilet pun tak luput dari pembuatan. Dengan latar belakang ini, tentu banyak raja dan pemimpin lainnya yang ingin tetap memimpin pasukan di akhirat nanti, sehingga muncullah pasukan terakota. Tetapi berdasarkan peraturan di masa dinasti Han, hanya orang tertentu yang boleh memiliki pasukan terakota sebagai pendamping makam, itupun harus seijin kaisar. Saat ini hanya ada 3 itus terakota skala besar yang ditemukan di Tiongkok, yaitu Terakota Qin, terakota kota keluarga Yang dari masa dinasti Han di kota Xianyang 咸阳 , dan Terakota Han di kota Xuzhou ini sendiri. Adanya Terakota Han di Xuzhou ini juga menggambarkan pentingnya Xuzhou dalam politik dan militer. Xuzhou merupakan kota bersejarah panjang dan menjadi pusat kebudayaan dinasti Han. Sebagai kampung halaman dari pendiri dinasti Han, Liu Bang 刘邦 mengangkat adiknya, Liu Jiao 刘交 sebagai raja Chu pertama untuk mengatur daerah ini. Di masa awal dinasti Han, dengan Liu Jiao menjadi raja yang memiliki kedudukan tertinggi dan banyak pejabat tinggi yang berasal dari Xuzhou, menjadikan Xuzhou sebagai pusat politik dan budaya kedua setelah ibuota Chang’an 长安 .

Museum

Museum Terakota Han kota Xuzhou 徐州汉兵马俑博物馆 merupakah museum situs sejarah Tiongkok yang didirikan pada tahun 1985 setelah ditemukannya terakota Han.
Pasukan terakota sendiri terbagi dalam beberapa jalur, yaitu
1. Tiga jalur berisi prajurit infantri dengan jarak antar jalur sekitar 5 meter dan masing masing memiliki panjang 28 meter, lebar 2.2 meter, tinggi 1.1-1.4 meter, serta kedalaman 0.4-1.1 meter.
2. Jalur berisi pengawal yang berada sekitar 5 meter sisi timur jalur prajurit infantri, jalur ini memiliki panjang 26 meter, lebbar 1 meter, kedalaman 0.15-0.4 meter.
3. Dua jalur berisi prajurit kavaleri dan artileri, berada 125 meter sebelah barat dari 3 jalur prajurit infantri. Salah satunya rusak di tahun 181, sedangkan 1 jalur lainnya memiliki panjang 12.5 meter, lebar 3.5 meter, serta kedalaman 0.4-0.6 meter.
Dua jalur prajurit infantri dan jalur pengawal sudah dikeluarkan dari dalam tanah. Dua jalur prajurit infantri mengalami kerusakan yang berbeda. Saat ini tersimpan sekitar 2393 buah pasukan, dengan 1016 buah dari jalur 1 dan 1377 dari jalur 2.

Pasukan Terakota

Pasukan Terakota, yaitu pasukan terakota milik Qinshihuang, atau disingkat terakota Qin 秦俑, berada di kota Xi’an 西安 provinsi Shanxi 陕西 , sekitar 1.5 km dari makam Qinshihuang. Terakota adalah bentuk persembahan hidup dalam pemakaman, di mana jika seorang pimpinan meninggal, maka budak miliknya akan dikubur bersama untuk menemai sang tuannya, sedangkan terakota Qin sendiri merupakan tentara (kereta, pasuka berkuda, serta infantri) yang dimakamkan bersama Qinshihuang.
Di tahun 1961, pemerintah Tiongkok mengumumkan makam Qinshihuang masuk ke dalam peninggalan budaya yang dilindungi nasional. Pasukan terakota ditemukan tahun 1974. Makan Qinshihuang dan terakota dimasukkan kedalam warisan budaya dunia oleh UNESCO di tahun 1987, bahkan disebut sebagai “keajaiban dunia ke 8” . Komplek ini juga disebut sebagai 1 dari dari 10 pusaka makam kuno terbesar dunia.

Latar Sejarah

Persembahan hidup adalah hasil dari perbudakan di zaman dahulu. Persembahan ini banyak dilakukan di masa dinasti Shang, di mana kebanyakan makam besar di jaman itu pasti memiliki persembahan hidup, bahkan ada makam raja yang memiliki sampai 5000 orang persembahan hidup. Budaya ini sempat ditekan di masa dinasti Zhou tetapi tidak sampai hilang total.
Di masa musim semi dan musim gugur, persembahan hidup ini sempat kembali menguat, tetapi saat masa negara berperang, banyak negara yang menghapuskannya. Di masa itu, persembahan mulai diganntikan dengan menggunakan patung dari tembikar atau kayu. Masa ini juga menjadi masa puncak persembahan makam menggunakan tembikar. Kata yong 俑 sendiri berarti persembahan hidup, tetapi seiring berubahnya persembahan, kata ini juga bergeser menjadi tembikar, batuan, figur, ataupun persembahan lain yang disertakan dalam makam. Terakota Qin menjadi begitu mengesankan bukan hanya karena teknik pengerjaannya saja, tetapi juga karena menjadi bagian tak terpisahkan dari Qinshihuang sang kaisar pertama.

Perkembangan dalam Sejarah

Terakota Qin seringkali muncul dalam banyak catatan sejarah. Dalam buku Shiji 史记 menyebutkan pasukan terakota Qin dibangun bersamaan atas perintah Qinshihuang, dirancang oleh perdana menteri Li Si 里斯 , diawasi oleh jenderal Zhang han 章邯 , dan dibangun selama 39 tahun. Selain itu, saar Xiang Yu 项羽 memasuki Guanzhong 关中 terjadi perusakan skala besar terhadap makam Qinshihuang yang menyebabkan kerusakan yang sangat parah, bahkan saat arkeolog meneliti terakota di jalur 1 dan 2 ditemukan banyak abu bekas pembakaran yang mengindikasikan kerusakan di jalur 1 dan 2 diakibatkan oleh kebakaran.
Di bulan Maret 1974, seorang pertani menemukan pecahan persembahan tembikar yang berukuran seperti manusia normal di persawahan sekitar 1.5 km dari makam Qinshihuang. Di bulan Juli tahun yang sama, tm arkeolog mulai meneliti dan menggali jalur pasukan terakota di sisi timur makam Qinshihuang.
Makam Qinshihuang dan pasukan terakota masuk ke dalam daftar warisan dunia UNESCO di bulan Desember tahun 1987.
Tanggal 13 Juni2009, dilakukan penggalian skala besar di jalur 1 pasukan terakota.

Strujtur Bangunan

Pasukan terakota berada di sisi barat dari makan Qinshihuang dan menghadap ke timur. Terdapat 3 jalur yang saling berpotongan. Jalur pertama yang ditemukan disebut jalur 1, berisi 8000 pasukan dengan lring dihiasi cat di kedua sisi. Di sebelah kanan dan kiri dari jalur 1 terdapat jalur 2 dan jalur 3. Jalur pasukan terakota merupakan struktur kayu dan tanah berupa lorong yang berada di bawah tanah dengan kedalaman sekitar 5 meter. Di tengah jalur berjajar tembok tanah dengan pilar kau di kedua sisinya. Di atas pilar tersebut tersusun kayu ang dipasang horizontal. Kayu horizontal ini menempel erat dengan tembok dan menjadi penutup jalur terakota. Di atasnya kemudian ditutup dengan beberapa lapis tanah. Tinggi antara dasar jalur dengan puncaknya sekitar 3,2 meter. Setelah pasukan terakota dimasukkan ke dalam jalurnya, lorong ditutup dengan menggunakan pilar kayu kemudian tanah dimasukkan ke dalam lorong untuk mengisinya sehingga terbentuk struktur bawah tanah yang tertutup rapat.
Saat ditemukan, jalur 1 memiliki luas 14,260 meter persegi dengan panjang 230 meter dan lebar lebar 62 meter, jalur 2 memiliki luas 6000 meter persegi dengan panjang 124 meter dan lebar 98 meter, sedangkan jalur 3 memiliki luas 520 meter persegi. Total terdapat 800 pasukan, 18 kereta kayu, dan 100 ekor kuda yang sudah digali. Dengan berdasarkan susunan pasukan terakota yang ada sekarang, diperkirakan secara total terdapat 7000 pasukan, 100 kereta, dan 100 kuda. Rata rata tinggi pasukan sekitar 1.8 meter.
DBagian timur jalur 1 terdapat sekitar 200 pasukan infantri dengan baju zirah lengkap, yang menjadi pasukan pengawal. Di tengah jalur terdapat 38 kereta beserta pasukannya yang menjadi pasukan inti. Museum Makam Qinshihuang melakukan penggalian skala besar ke 3 di jalur 1 pada tahun 2009. Penggalian ini berhasil menggali area seluas 400 meter persegi, mengeluarkan 220 pasukan, 12 kuda, 2 kereta, dan banyak senjata serta peninggalan bangunan.
Berbeda dengan jalur 1 yang ditemukan secara tidak sengaja oleh petani, jalur 2 ditemukan pada tanggal 23 April 1976 oleh tim arkeolog saat meneliti jalur 1. Di tahun 1994 diadakan penggalian besar terhadap jalur 2 ini. Jalur ini terletak di sisi timur laut jalur 2 dan sisi timur jalur 3. Meski memiliki struktur yang serupa dengan jalur 1, jalur ini memiliki susunan pasukan yang lebih komplek dan jenis pasukan lebih banyak. Jalur ini berisi sekitar 1300 pasukan, 80 kereta, dan puuluhan ribu peralatan perang. Di sisi barat dan timur jalur ini masing masing memiliki 4 lorong, di utara memliki 2 lorong, sedangkan pintu utama berada di sebelah timur. Susunan pasukan di jallur ini dibagi menjadi 4 bagian.
Sama seperti jalur 2, jalur 3 juga ditemukan tim arkeolog saat penelitian. Ditemukan pada tanggal 11 Mei 1976 sekitar 25 meter sebelah utara dari bagian barat jalur 1. Jalur ini berbentuk U dan berisi gudang serta kandang kuda yang didalamnya ada 1 kuda dengan 4 pasukan. Secara total terdapat 68 pasukan yang berhasil digali dari jalur ini. Dilihat dari strukturnya, jalur ini menjadi “pusat komando” untuk jalur 1 dan 2. Jalur ini juga menjadi satu–satunya yang tidak terbakar sehingga terakota yang digali masih memiliki warna yang terjaga baik. Jalur 3 ini menjadi sumber sejarah tertua di dunia yang menggambarkan pusat komando perang.
Sebenarnya ditemukan jalur ke 4, tetapi hanya berisi tanah yang dikubur kembali tanpa pasukan terakota. diperkirakan pembangunannya terhenti karena pemberontakan di akhir masa dinasti Qin.

Benda yang Berhasil Digali

Pasukan terakota mayoritas terbagi menjadi 2 kelompok bear berdasarkan kelasnya, yaitu prajurit dan komandan. kelas komandan pun terbagi menjadi beberapa tingkatan. Umumnya prajurit tidak mengenakan topi sedangkan komandan mengenakan topi, tetapi berbeda denngan topi yang dipakai oleh jenderal. Prajurit sendiri umumnya terbagi menjadi infantri, kavaleri, dan artileri. Setiap jenis pasukan memiliki senjata, peralatan, dan pelindung yang berbeda. Setiap pasukan terakota Qin memiliki wajah, pastur tubuh, ekspresi, umur, ahkan alis yang berbeda.

Pembuat Pasukan Terakota

Pembuat pasukan terakota adalah para pengrajin tembikar, baik pengrajin istana maupun pengrajin lokal. Terdapat 80 nama pengrajin yang ditemukan di pasukan terakota. Para arkeolog menemukan ukiran atau cetakan tulisan yang tersembunyi di pasukan terakota. Jumlah huruf yang tertulis di pasukan terakota sangat sedikit, umumnya hanya 2 huruf, jumlah terbanyak dalam 1 pasukan terakota pun hanya 11 huruf,, di mana selain berisi nomor, tulisan tersebut juga mengindikasikan nama pengrajin yang membuatnya. Dari nama-nama yang ditemukan tersebut, dibagi menjadi 4 jenis, yaitu yang di depan namanya memiliki huruf guan 官 , yang di depan namanya memiliki huruf you 右 atau da 大 , yang di depan namanya memiliki nama daerah, dan hanya memiliki nama pengrajin. Jenis ke 1 dan 2 berarti pengrajin tersebut adalah pengrajin istana, sedangkan jenis ke 3 berarti pengrajin dari daerah tertentu. Untuk jenis ke 4 masih belum diketahui pasti karena penulisan yang sangat sederhana.
Tulisan nama pengrajin istana umumnya ditemukan pada prajurit. Umumnya ada di bagian bawah dari pakaiannya, sebagian kecil ada di kaki. Sampai dengan 2022 sudah ditemukan 87 pasukan yang memiliki tulisan, dengan 75 di antaranya merupakan hasil cetakan dan 12 lainnya adalah ukiran. Tulisan yang dicetak umumnya lebih rapi dibanding yang diukir.
Terdapat beberapa daerah yang ditemukan pada nama jenis ke 3, tetapi didominasi oleh daerah Xianyang 咸阳 . Nama jenis ini umumnya diukir pada bagian tersembunyi di pasukan terakota. Hal ini juga membuktikan Xianyang menjadi pusat ekonomi dan budaya di masa itu. Jika diperhatikan secara detail, terdapat beberapa perbedaan dalam gaya dan teknik pembuatan antara pengrajin daerah dan pengrajin istana yang mengindikasikan perbedaan seni di kalangan masyarakat pada masa itu.

Teknik Pembuatan Terakota

Pasukan terakota umumnya dibuat dengan ttekbik pembakaran tembikar. Awalnya dibuat model tanah liat dulu sebagai dasar, kemudian baru ditambah 1 lapis lagi untuk pembuatan detail dan warna. Setiap proses membutuhkan pengerjaan yang teliti dan hati hati. Pada awalnya terakota memiliki warna cerahm bahkan pada saat baru digali, sebagian masih mempertahankan warnanya yang cerah. Sayangnya akibat terkena oksidasi saat dikeluarkan dari dalam tanah, waranya langsung pudar atau memutih. Warna yang dapat terlihat sekarang hanyalah sedikit warna yang masih tersisa.
Sementara itu, kuda dibuat dengan cara membuat bagian tubuh secara terpisah, kemudian disambung dengan perekat. Hal ini diketahui dari pecahan kuda yang memliki bekas perekat di beberapa bagian.

Diplomasi Pingpong

Diplomasi pingpong merujuk pada peristiwa di tahun 1971 di mana Tiongkok mengundang timnas pingpong Amerika Serikat ke Tiongkok. Di tanggal 10 April 1971, timnas AS dan sekelompok wartawan tiba di Beijing, menjadikannya sebagai orang AS pertama yang mendapat izin masuk masuk ke Tiongkok sejak 1949. Peristiwa ini menjadi suatu terobosan yang mempengaruhi dalam hubungan Tiongkok-AS yang kemudian dikenal dengan ”bola kecil menggerakkan bola besar”. Hubungan timnas pingpong Tiongkok dan AS mendorong normalisasi hubungan bilateral kedua negara.

Latar Belakang

Sejak berdirinya RRT, AS mengambil langkah untuk memboikot Tiongkok sehingga hubungan kedua negara pun terputus. Setelah Richard Nixon menjabat sebagai presiden AS di tahun 1969, untuk mengurangi kesulitan di perang Vietnam, ia mengubah strateginya terhadap Uni Soviet di masa itu serta berusaha memperbaiki hubungan dengan Tiongkok. Di bulan Agustus tahun yang sama, presiden Nixon melalui presiden Romania dan Pakistan menyampaikan ke pemimpin Tiongkok mengenai keinginannya untuk berdamai dengan Tiongkok, yang direspon pihakj Tiongkok di sekitar akhir tahun tersebut. Semenjak itu, ketegangan antar kedua negara berangsur mereda.
Di musim semi tahun 1971, pimpinan kedua negara bertemu di Tiongkok atas bantuan Pakistan. Kemudian di sekitar bulan Maret-April berlangsung kejuaraan pingpong tingkat dunia di Nagoya, Jepang. Mao Zedong memanfaatkan momen ini dengan mengambil langkah untuk mengundang timnas pingpong AS berkunjung ke Tiongkok. Hal ini menjadi gerbang pembuka hubungan baik kedua negara.

Proses

timnas pingpong AS yang mengikuti kejuaraan dunia di Nagoya pada tanggal 10-17 April 1971 menerima undangan timnas Tiongkok untuk datang ke Tiongkok. Hal ini membuka hubungan yang telah terputus selama 22 tahun.
Saat berlangsungnya kejuaraan, timnas AS sempat menyampaikan harapannya untuk mengunjungi Tiongkok setelah kejuaraan selesai. Mendengar berita ini, kementerian luar negeri dan badan pengawas olahraga Tiongkok segera menyerahkan laporan ke perdana menteri yang berisi untuk tridak mengundang timnas AS ke Tiongkok dan menganggap hal itu tidak bijak. Perdana menteri memberikan tanda persetujuannya terkait laporan itu di tanggal 4 April. Namun, di tanggal 6 April, saat kejuaraan mendekati babak final, Mao Zedong mengubah pikirannya dan memerintahkan kementerian luar negeri untuk menelpon penanggungjawab timnas Tiongkok yang sedang berada di Jepang untuk secara resmi mengundang timnas AS datang ke Tiongkok.
Di tanggal 10 April 1971, kelompok yang terdiri dari atlet, ketua persatuan pingpong AS, komite olahraga AS, dan lainnya tiba di Beijing. Perdana menteri Zhou Enlai sudah menyiapkan kunjungan ini dengan sangat baik, bahkan menyebut hal ini sebagai momen yang sangat baik untuk hubungan kedua negara.
Di tanggal 12 April, perdana menteri Zhou atas bantuan Pakistan menyampaikan undangan untuk berkunjung ke Tiongkok kepada pimpinan AS.
Di tanggal 14 April, perdana menteri Zhou bertemu dengan delegasi pingpong dari AS, Kanada, Kolombia, dan lainnya di gedung parlemen Tiongkok serta mengadakan perbincangan panjang dengan delegasi Tiongkok. Timnas kedua negara mengadakan pertandingan persahabatan. Mereka juga sempat mengunjungi Tembok Besar, universitas Tsinghua, dan beberapa tempat lainnya.
DI tanggal 9 Juli, asisten presiden AS bidang keamanan negara secara rahasia berkunjung ke Tiongkok.
Di tanggal 18 Februari tahun 1972, presiden Nixon berkunjung ke Beijing selama 21 hari. Ia menjadi presiden aktif AS pertama yang berkunjung ke Tiongkok. Dan di tanggal 18 Februari bertempat di Shanghai, kedua negara secara bersama mengumumkan normalisasi hubungan Tiongkok-AS

Hasil

Di akhir dekat 1960-an, setelah presiden Nixon menjabat di gedung putih, ia sudah merencanakan untuk memperbaiki hubungan dengan Tiongkok. Setelah melakukan berbagai usaha, akhirnya di tanggal 21 Februari 1972 berhasil tiba di Beijing. Pimpinan kedua negara sempat bertukar pandangan terkait hubungan internasional dan bilateral. Setlah melalui negosiasi panjang, kedua negara mengumumkan ”Pengumuman Bersama” di Shanghai pada tanggal 28 Februari.
Tiongkok-AS secara resmi menjalin hubungan sejak 1 Januari 1979. Lalu 27 hari kemudian, Deng Xiaoping yang kala itu menjabat wakil perdana menteri menjadi pimpinan RRT pertama yang berkunjung ke AS dan sebelum itu sudah ada 14 orang petinggi AS yang berkunjung ke Tiongkok. Selama 7 hari kunjungannya, Deng Xiaoping mendatangi banyak kota di AS dan mendorong perbaikan hubungan Tiongkok-AS.

Pengaruh

Diplomasi pingpong dalam sejarah tidak hanya membuka hubungan Tiongkok-AS, tetapi juga mempengaruhi normalisasi hubungan Tiongkok-Jepang. Persatuan pingpong Jepang mengundang timnas Tiongkok untuk mengikuti kejuaraan di Nagoya dan menandatangani kesepakatan dengan persatuan pingpong Tiongkok. Selain itu Jepang juga secara aktif menjanjikan untuk menjunjung ”Tiga Prinsip Kebijakan Hubungan tiongkok-Jepang” yang disampaikan perdana menteri Zhou Enlai saat bertemu delegasi Jepang di bulan Juli tahun 1958, yaitu tidak mengambil kebijakan yang memandang tiongkok sebagai musuh, tidak ikut serta dalam kegiatan yang mendorong timbulnya ”2 Tiongkok”, dan tidak menghambat perbaikan hubungan Tiongkok-Jepang. Hari kedua setelah penandatanganan kesepakatan, tepatnya 2 Febaruari 1971 salah satu media menilai Jepang yang mendukung 3 prinsip kebijhakan, sehingga membuka diplomasi pingpong dalam hubungan Tiongkok-Jepang.