Kebijakan Qin dalam Mempersatukan Tiongkok

Penyatuan Tiongkok oleh dinasti Qin menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam sejarah Tiongkok. Sejak dipimpin Qinxiaogong 秦孝公, Qin sudah memiliki visi untuk menyatukan Tiongkok. Setelah bertahan selama 6 generasi, akhirnya di masa kepemimpinan Raja Yingzheng berhasil menaklukan 6 negara lain dan menyatukan Tiongkok untuk pertama kalinya. Raja Yingzheng pun memakai gelar Shihuangdi 始皇帝 atau yang berarti kaisar pertama, dan dikenal masyarakat umum sebagai Qinshihuang 秦始皇. Ada sejarahwan yang menilai jika dihitung dari 2 generasi sebelum Qinxiaogong, maka dinasti Qin sudah berjuang selama 8 generasi sebelum akhirnya berhasil menyatukan Tiongkok.
Seperti yang kita semua tahu, sulit untuk mendapatkan sesuatu, tetapi lebih sulit lagi untuk mempertahankannya. Setelah menaklukan 6 negara, Qin menghadapi masalah yang sangat kompleks akibat seringnya perang. Lalu, apa saja kebijakan yang diambil untuk mengatasi hal tersebut?

  1. Mengubah haluan dan menyerang Baiyue 百越
    Setelah menaklukan 6 negara, Qin mengubah haluannya ke daerah Baiyue yang ada di arah selatan dan timur (Baiyue adalah sebutan di masaQin-Han merujuk daerah di bagian selatan dari sungai panjang 长江 atau sungai Yangtze). Demi menaklukan daerah Baiyue dan melebarkan kekuasaan Qin, kaisar memerintahkan Wei Tusui 尉屠睢 memimpin 500 ribu tentara melakukan operasi militer skala besar ke daerah Baiyue. Tetapi karena kondisi geografis yang cukup sulit sehingga kesulitan suplai logistik untuk militer menyebabkan ada daerah yang sudah lama diserang tetapi tetap gagal ditakulkan, sehingga kaisar memerintahkan seorang ahli perairan bernama Lu untuk mengatur saluran air, membuat sungai buatan, dan menyambungkan aliran sungai antara sungai panjang 长江 dan sungai Zhujiang 珠江 . Hal ini untuk mempermudah suplai makanan tentara.
    Pembangunan saluran tersebut berperan penting dalam menaklukan Baiiyue dan mendorong penyatuan beragam suku bangsa, hal yang menjadi hambatam besar dalam penyatuan Tiongkok. Setelah saluran berhasil dibangun, tentara Qin mendapat suplai logistik yang cukup sehingga membantu mereka menaklukan daerah itu dan memperluas wilayah Qin.
  2. Menyatukan tulisan : revolusi bidang bahasa
    Sebelum Qin menyatukan 6 negara lainnya, setiap negara memiliki tulisannya sendiri, cara penulisannya pun beragam. Hal ini menyulitkan dalam menyebarkan perintah atau memberi laporan, sehingga kaisar memerintahkan perdana menteri Li Si 李斯 untuk segera memperbaiki masalah tulisan ini. Perdana menteri Li Si saat itu memakai tulisan Dazhuan 大篆 sebagai dasar lalu digabungkan dengan ciri khas dari aksara setiap negara, membuat aksara yang disebut sebagai Qinzhuan 秦篆 . Tulisan ini lebih sederhana dan goresannya leih teratur. Aksara ini langsung digunakan para pejabat tinggi untuk menulis buku.
    Penyatuan tulisan menodrong penyebaran dan interaksi antar daerah, mendorong penyatuan, dan memperkuat kekuatan pemerintah pusat.
  3. Menyatukan ukuran roda kendaraan
    Dinasti Qin menetapan ukuran roda kendaraan yaiitu 6 Chi 尺, dan lebar antara 2 roda yaitu 6 Chi. Aturan ini disebut Aturan Kereta Roda Sama. Aturan ini disebabkan karena pada jaman dahulu jalanan masih erupa jalan tanah yang setelah banyak dilewati kendaraan akan membentuk 2 garis bekas di tanah yang tertekan oleh kendaraan. Jika kendaraan berjalan di bekas tanah yang mengeras akibat tertekan ini dapat meningkatkan kecepatan dan menghemat tenaga hewan penariknya, sehingga pengiriman barang dapat dilakukan lebih cepat, terutama keperluan militer. Sayangnya, ebelum disatukan dinasti Qin, setiap negara memiliki aturan, ukuran kendaraan, sampai lebar jalan yang berbeda. Hal ini tentu sangat menyulitkan, sehingga dibuatlah kebijakan untuk menyamakan ukuran kendaraan.
  4. Membangun jalan
    Sebelum disatukan dinasti Qin, setiap negara membangun banyak pos pennjagaan dan berbagai penghalang untuk pertahanan. Kaisar Qin memerintahkan menghancurkan sbagian besar penghalang-penghalang ini, sebagian sisanya disambungkan menjadi yang kita kenal sekarang sebagai tembok besar Tiongkok 万里长城 dan membangun banyak jalan untuk mengurangi hambatan dalam transportasi. Hal ini mempermudah perjalanan masyarakat, mendorong perekonomian, bernilai strategis untuk suplai logistik militer, dan memudahkan kontrol pemerintah pusat terhadap daerah. Semua jalan lintas utama yang dibangun ini memiliki lebar 50 Bu 步 . Selain itu dibangun juga jalan yang mengara ke utara untuk mendukung pertahanan terhadap suku di utara dan jalan yang mengarah ke barat daya untuk menjangkau daerah suku minoritas. Dengan kebijakan ini, pemerintah membuat jaringan jalan utama yang berpusat di Xianyang 咸阳 , memberikan manfaat strategis di berbagai bidang.
  5. Menyatukan satuan ukuran dan uang
    Sebelum disatukan oleh Qin, setiap negara memiliki mata uang dan satuan ukuran yang berbeda. Setelah disatukan oleh Qin, semua wilayah perlu melakukan perdagangan, tetapi dengan nilai mata uang yang berbeda membuatnya sangat sulit, ditambah lagi ukuran uangnya pun beragam. Atas dasar itu, pemerintah Qin memutuskan menghapus semua mata uang dari negara sebelumnya dan memberlakukan 1 sistem mata uang, yang terbagi menjadi 2 pecahan yaitu pecahan besar dan pecahan kecil. Pecahan besar dibuat dari emas, sedangkan pecahan kecil dibuat dari tembaga. Karena beratnya setengah liang 两 , disebut juga setengaj liang dari Qin 秦半两 . Dinasti Qin juga mengeluarkan standar baruuntuk berat, panjang, dan volume agar memudahkan dalam melakukan perdagangan. Tidak hanya itum dinasti Qin juga menyatukan alat pengukurannya (yang pada saat itu juga digunakan untuk mengukur pajak). Dengan demikian, penyatuan satuan ukuran dan mata uang ii mendorong perdagangan, mempercepat perkembangan ekonomi, serta menjadi dasar untuk mengamankan pemasukan negara di kemudian hari.
  6. Menghapus sistem otonomi dan memakai sistem sentralisasi
    Pada jaman awal dinasti Zhou, pemberian otonomi berperan penting dalam menstabilkan kerajaan, tetapi lama kelamaan mulai bermunculan masalah akibat otonomi ini, seperti pemerintah daerah menjadi semakin kuat, daerah yang besar berusaha menaklukan daerah kecil sehingga perang di mana mana dan kekuatan kaisar menjadi berkurang. Pada masa awal dinasti Qin terjadi pertentangan mengenai apakah akan memberikan anak dari kaisar Qin menjadi raja di wilayah tertentu dan memberinya otonomi. Perdana menteri Wang Wan 王绾 mengusulkan memberikan otonomi ke para pangeran di wilayah yang jauh dari Xianyan aga tetap memberikan rasa membangun negara bersama keluarga tetapi hanya wilayah kecil dan jauh sehingga lebih aman. Usulan ini langsug ditentang oleh Li Si, ia menilai peperangan selama masa musim semi dan musim gugur seebaagai kibat dari otonomi yang diberikan, setiap kali raja di daerah merasa sudah kuat, mereka akan berusaha memisahkan diri dari Zhou. Li Si justru meengusulka untuk menghapus sistem otonomi. Kaisar akhirnya memutuskan untuk mengikuti usulan Li Si untuk menghapus sistem otonomi dan membuat sistem pemerintahan bertingkat agar menguatkan kekuasaan pemerintah pusat. Daerah dibagi menjadi 2 tingkat, yaitu jun 郡 (setara provinsi) dan xian 县 (setara kota).
    Setelah mengeluarkan keijakan tersebut, wilayah Qin dibagi menjadi 36 jun. Bahkan, seiring meluasnya wilayah Qin, pernah suatu ketika mencapai 46 jun. Setiap daerah memiliki kepala, pejabat, dan pengawasnya masing masing, sudah seperti sistem pemerintah daerah di jaman modern ini dan diperintah langsung oleh kaisar.
    Sistem ini memungkinkanpemerintah pusat langsung mengatur pemerintah daerah, membentuk model piramida kekuasaan kaisar, yang akan berpengaruh pada pembentukan politik di kemudian hari.
  7. Hukum yang keras
    Setelah menaklukan 6 negara, dinasti Qin mengubah hukum yang berlaku dan menyebarkan ke seluruh negeri. Hukum Qin didasari pada paham legalis yang memberatkan hukuman. Untuk menguatkan kekuasaan, dinasti Qin memberlakukan hukum yang keras, meneruskan sistem penyiksaan dari jaman dinasti Shang dan Zhou, memiliki banyak hukuman, sampai sekitar 12 jnis hukuman. Hukum juga dibuat dengan sangat teliti.
    Pada awal penyatuan wilayah, ada banyak masyarakat yang melawan, banyak orang yang menjadi terlibat kasus hukum. Dengan hukuman yang sangat berat, pelan tapi pasti tumbuh rasa kebencian masyarakat terhadap pemerintah, yang berujung pada pemberontakan petani di kemudian hari.
  8. Membuat sistem sangongjiuqing 三公九卿
    Kaisar mengangkat 3 jabatan penting dan 9 menteri. Tiga pejabat penting terdiri dari perdana menteri 丞相 , pengawas negara 御史大夫 , dan komandan militer 太尉 . Perdana menteri bertugas untuk mengatur kebijakan dan administrasi negara, penawas negara bertanggungjawwab akan pengawasan menteri dan urusan negara lainnya, sedangkan komandan militer bertanggungjawab terkait urusan mliter. Sembilan menteri terdiri dari 9 pejabat yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing masing dalam mengatur negara, seperti bagian yang mengurus hukuman, bagian yang mengurus perpajakan, bagian yang mengurus keuangan negara, dan lainnya.

Selain itu, dari sisi ekonomi, dinasti Qin juga membebaskan kepemilikan lahan pribadi dan penarikan pajak berdasarkan luas lahan yang dimiliki. Sedangkan dari sisi kebudayaan, dinasti Qin banyak mendirikan sekolah dengan berbasis paham legalis, dan menekan konfusianisme, dan membatasi pemikiran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *