Sejarah Tibet

Jaman Prasejarah

Orang di Tibet sudah membentuk klan sejak dari jaman praejarah. Klan ini kemudian berkembang menjadi 4 klan besar , yaitu Sai 赛 , Mu 穆 , Dun 顿 , dan Dong 东 , kemudian bertambah 2 klan lagi, yaitu Re 惹 dan Zhu 柱 menjadi 6 klan besar.
Dari banyaknya peninggalan yag berhasil ditemuka dapat menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan masyarakat Tibet di jaman itu, terutama jaman batu tua dan jaman batu muda. Peninggalan yang ditemukan antara lain peralatan batu, peralatan dari tulang, aksesoris, bahkan fosil manusia purba.

Dinasti Sui – Song

Sampai abad ke 6 masehi, masyarakat Tibet yang sudah ribuan tahun membentuk sistem suku, akhirnya membantuk beberapa aliansi suku, yang kemudian disebut “12 Aliansi Kecil”.
Di awal abad ke 7 masehi, bersamaan dengan berdirinya dinasti Tang di dataran tengah, di sekitar daerah yang menjadi kota Shannan 山南 sekarangm berdiri kerajaan Tubo 吐蕃王朝 yang menyatukan semua kelompok kecil di dataran tinggi Tibet. Seorang pemimpin Tubo bernama Songtsen Gampo atau dalam bahasa mandarin disebut 松赞干布 mengagumi peradaban di dataran tengah hingga beberapa kali mencoba menjalin perikahan dengan dinasti Tang. hingga akhirnya kaisar Tangtaizong 唐太宗 menikahkannya dengan putri Wencheng 文成公主 . Hal ini menjadikan hubungan antara Tubo dengan Tangdi berbagai bidang.
Di awal abad ke 8, dinasti Tang kembali menikahkan putri Jincheng 金城公主 dengan pihak Tubo, menjadikan Tang dan Tubo semakin erat sebagai keluarga. Seiring hubungan baik antara kedua kerajaan, masyarakat Tibet pun semakin sering berinteraksi dengan masyarakat di bagian lain Tiongkok dalam berbagai aspek kehidupan. Dinasti Tang dan Tubo pernah beberapa kali menjalin aliansi, hal ini terlihat dari “Monumen Aliansi Tang-Tubo 唐蕃会盟碑” yang terdapat di depan pintu kuil Jokhang atau 大昭寺 , kota Lhasa. Kondisi ini diteruskan hingga bebrapa ratus tahun kemudian, Tubo tetap berhubungan baik dengan dinasti Song utara, Song selatan, Xia barat, Liao, Jin, dan lainnya.
Ketidakstabilan kepemimpinan di tahun 869 menyebabkan terjadinya pemberontakan di Tibet hingga berhasil membunuh keluarga kerajaan. Runtuhnya kerajaan Tubo ini menyebabkan Tibet selama sekitar 370 tahun berikutnya tidak memiliki penguasa yang mampu menyatukan seluruh dataran Tinggi, sehingga disebut masa perpecahan.

Dinasti Yuan

Di tahun 1271, Kubilai Khan menaklukkan Tiongkok dan mengubah nama negar menjaddi Yuan. Wusizang 乌思藏 (yang kini menjadi bagian tengah dan barat dari Tibet) dan beberapa lainnya menjadi bagian dari dinasti Yuan, dinasti dengan banyak suku bangsa. Sejak saat itu, daerah Tibet menjadi bagian langsung dari pemerintah pusat di Tiongkok.
Setelah dinasti Yuan menyatukan Tiongkok, dengan mempertimbangkan kondisi di Tibet maka diambil beberapa kebijakan yang sangat berpengaruh, di antaranya
1. Untuk pertama kalinya badan pemerintah pusat Pusat Hukum 总制院 (yang kemudian berganti nama menjadi Badan Pemerintah 宣政院 ) mengatur urusan agama Buddha nasional dan urusan militer daerah Tibet dan lainnya. Badan ini dipimpin oleh perdana menteri dan wakil kepalanya adalah bhikkhu yang ditunjuk oleh penasehat kerajaan
2. Menertibkan urusan kependudukan di Tibet, menarik pajak, membentuk pemerintah dan militer daerah, dan memberlakukan hukum dinasti Yuan di Tibet.
3. Mengangkat pimpinan suku Tibet menjadi pejabat di pemerintah pusat hingga pejabat tinggi ppemerintah daerah dan bebrtanggungjawab untuk administrasi daerah, pengangkatan dan pemberhentian pejabat, dan lainnya.
4. Pemerintah pusat dinasti Yuan membagi daerah Tibet menjadi 3 wilayah administratif

Dinasti Ming

Saat dinasti Ming menggantikan dinasti Yuan, mereka tetap menjaga penguasaan daerah Tibet, namun mengganti sistem pemerintahannya. Seetiap daerah memiliki pemimpin spiritual sekaligus pemerintahan yang disetujui oleh kaisar, pemerintah pusat juga memberikan kode nama daerah dan stempel untuk setiap daerahnnya. Dalam urusan administratif dan militer, dinasti Ming masih menggunakan sistem dari dinasti Yuan, hanya memiliki pembagian tingkatan yang lebih bbanyak.

Dinasti Qing

Saat dinasti Qing menaklukkan Tiongkok, tidak banyak perubahan seara pemerintahan. Di tahun 1652, Dalai Lama ke 5 datang ke Beijing untuk bertemu kaisar Shunzhi 顺治皇帝 , yang kemudian mendapat dukungan kaisar di tahun berikutnya. Kemudian, Panchen Lama juga menerima dukungan dari kaisar Kangxi 康熙皇帝 . Dengan demikian kedudukan spiritual dan pemerintahan dari Dalai Lama dan Panchen Lama mendapat pengakuan resmi dari pemerintah pusat, yang menjadikan pengangkatan Dalai Lama dan Panchen Lama berikutnya harus spengetahuan pemerintah pusat. Di tahun 1727, kaisar Yongzheng 雍正皇帝 membentuk badan khusus untuk mengatur urusan Tibet.
Dinasti Qing melakukan perubahan besar dalam memerintah daerah Tibet dengan berdasarkan pengalaman dinasti Yuan dan Ming dan penyesuaian kondisi di Tibet, seperti membentuk bdan khusus untuk mengatur urusan Tibet, menyesuaikan birokrasi pemerintahan dan spiritual di Tibet, memberi gelar Dalai Lama dan Panchen Lama, meresmikan upacara penentuan penerus pemimpin spiritual Tibet 金瓶掣签 , memutuskan urusan luar negeri serta perlindungan perbatasan negara menjadi taggung jawab pemerintah pusat, menentukan erbatasan Tibet dengan provinsi lainnya, menentukan otoritas dan kekuasaan dari Dalai Lama dan Panchen Lama, dan memberikan batas wilayah yurisdiksi pemerintah Tibet.

Republik Tiongkok

Dalam konstitusi Republik Tiongkok berbunyi “Tibet adalah salah satu dari 22 provinsi Tiongkok”. Di tahun 1912, pemerintah pusat membentuk badan khusus untuk mengatur urusan Tibet dan Mongolia yang bernama Badan Urusan Mongolia dan Tibet 蒙藏事务局 (yang kemudian berubah menjadi 蒙藏院 di tahun 1914) serta mengutus pejabat perwakilan pemerintah pusat di Tibet. Di tahun 1929m badan tersebut berubah nama lagi menjadi Komite Mongolia dan Tibet 蒙藏委员会 . Komite kini keudian mendirikan kantor perwakilan di kota Lhasa, sebagai kantor perwakilan pemerintah pusat di Tibet. Bahkan pengangkat Dalai Lama ke 14 melalui persetujuan pemerintah Republik Tiongkok saat itu.
Di masa Republik Tiongkok, Dalai Lama dan Panchen Lama ikut berpartisipasi dalam semua rapat kenegaraan melalui utusan yang dipilihnya, bahkan mereka juga dipilih sebagai pejabat negara dan berpartisipasi dalam pemerintahan

Republik Rakyat Tiongkok

Di tahun 1951, pemerintah pusat RRT dan pemerintah daerah Tibet menandatangani “Perjanjian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tibet Mengenai Pembebasan Tibet secara Damai” setelah Tentara Pembebasan Rakyat berhasil membebaskan Tibet di tahun 1950. Dewan Neara 国务院 kemudian mengeluarkan keputusan untuk membentuk komite daerah otonomi khusus Tibet di tahun 1955 dan secara resmi berdiri di tahun 1956. Dalai Lama dan Panchen Lama menjadi ketua dan wakil 1 pada saat itu.
Di tahun 1959, pemerintah daerah Tibet bersama sekelompok pemberontak melakukan perlawanan dan menghapus perjanjian perdamaian, tak lama berselang Dalai Lama pergi menginggalkan Lhasa. Hanya saja perlawanan ini berhasil ditumpas dalam beberapa minggu。 Dewan Negara pada saat itu, Zhou Enlai 周恩来 memerintahkan untu menghapus pemerintah daerah Tibet dan pemerintahan akan diambil alih oleh Komite Daerah Otonomi Tibet. Dikarenakan Dalai Lama sebagai ketua komite saat itu tidak ada, maka Panchen Lama yang menjabat wakil ketua 1 akhirnya menjadi pelaksana tugas ketua komite.
Di tahun 1965, Komite Daerah Otonomi Tibet mengajukan pembentukan daerah otonomi Tibet secara resmi. Permintaan ini ditanggapi Zhou Enlai dengan mengadakan rapat Dewan Negara yang akhirnya memywtujui permintaan tersebut. Akhirnya di tahun 1966 Daerah Otonoomi Tibet secara resmi berdiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *